9.20.2012

GUBERNUR DKI DARI MASA KE MASA

Joko Widodo




HARI INI  masyarakat Jakarta  merayakan pesta demokrasi. yaitu pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2012-2016.
Siapa yang akan menjadi pemimpin di Ibu Kota Indonesia hasil pilihan masyarakat untuk kali ini > hasilnya tentu menunggu sampai tuntas segala proses yang harus dilalui oleh KPU.

Sudah 12 sosok yang pernah menjadi orang nomor satu di Jakarta sejak zaman kemerdekaan.
Mantan Pemimpin Jakarta
Suwiryo
Mantan Pemimpin Jakarta
Syamsuridjal
Mantan Pemimpin Jakarta
Sudiro
Mantan Pemimpin Jakarta
Soemarno S
Mantan Pemimpin Jakarta
Henk Ngantung
























Siapakah mereka itu ?
Berikut 12 sosok besar yang pernah menjadi orang nomor satu di Ibu Kota .

   1. Suwiryo (1945-1947, 1950-1951). Pada masa itu masih status sebagai walikota pertama Jakarta di masa kemerdekaan, yang saat itu statusnya masih di bawah Provinsi Jawa Barat.

2. Sjamsuridjal (1951-1953). Sebelum menjadi orang nomor satu di Jakarta, Sjamsuridjal telah menjadi Wali Kota Bandung dan Solo.

3. Sudiro (1953-1960).  Pria yang aktif di berbagai kegiatan pemuda seperti "Jong Java" ini menjadi Gubernur Jakarta yang ke-3.

4. Soemarno Sosroatmodjo (1960-1964, 1965-1966). Gubernur Jakarta selanjutnya adalah seorang dokter yang bertugas sebagai dokter militer yang pernah menjadi Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Darat. Di masa jabatannya ini, ia merealisasikan pembangunan Monas, yang telah diprakarsai oleh gubernur sebelumnya. Soemarno juga membangun Patung Pahlawan di Menteng dan Patung Selamat Datang untuk menyambut peserta Asian Games IV.

5. Henk Ngantung (1964-1965). Pria keturunan Tomohon yang memiliki darah seni yang kental ini bernama lengkap Hendrick Joel Hermanus Ngantung. Meskipun hanya memerintah selama setahun, Henk Ngantung mencoba membenahi Jakarta dengan memprioritaskan masalah penghuni liar.

6. Ali Sadikin (1966-1977). Selama sebelas tahun masa jabatannya, Gubernur Jakarta yang satu ini dianggap sebagai orang yang paling sukses membangun Jakarta hingga seperti sekarang ini. Kesuksesannya membangun Jakarta membuat Jakarta menjadi kota yang paling dibanggakan oleh penduduk Indonesia dan mampu bersaing dengan kota-kota lainnya di dunia. Lelaki yang akrab dipanggil Bang Ali ini melakukan banyak pembangunan di bidang seni dan budaya, maupun di bidang ekonomi. Ia membangun gelanggang olahraga di lima wilayah kota Jakarta, mendirikan Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Taman Ria Senayan, menjadi penggagas penyelenggaraan Abang None Jakarta, dll. Di bidang pariwisata, ia membangun Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah,  dll. Di bidang ekonomi, Bang Ali membangun Kota Satelit di Pluit, mendirikan Proyek Senen, menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta, dan menetapkan pajak hiburan yang tinggi. Salah satu langkah kontroversial yang diambilnya adalah pembangunan lokalisasi di daerah Kramat Tunggak. Ali Sadikin meninggal dunia di Singapura pada tahun 2008 silam.

7. Tjokropranolo (1977-1982). Lelaki yang akrab dipanggil Bang Nolly ini berhasil membebaskan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan MH. Thamrin setiap Sabtu dan Minggu pagi, sehingga jalan protokol tersibuk di Jakarta itu bisa digunakan untuk olahraga dan jalan pagi. Ia juga melanjutkan program pendahulunya, Ali Sadikin, untuk menekan angka urbanisasi ke Jakarta.

8. Soeprapto (1982-1987). Sebelum menduduki kursi DKI-1, lelaki yang pernah menjalani pendidikan militer ini sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri. Semasa kepemimpinanannya, Soeprapto membangun Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk menggantikan bandara di Kemayoran dan Cililitan. Selain itu, ia juga membuat master plan DKI Jakarta untuk periode 1985-2005 yang dikenal dengan nama Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Bagian Wilayah Kota.

9. Wiyogo Atmodarminto (1988-1992). Lelaki yang akrab disapa Bang Wi ini sempat menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Jepang sebelum mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bang Wi menerapkan konsep BMW (Bersih, Manusiawi, dan Wibawa), dengan program kerjanya yang berencana untuk membebaskan kawanan becak, solusi masalah sengketa tanah, pengembalian fungsi Taman Merdeka, dll. Di masa jabatannya, Pekan Raya Jakarta dipindahkan dari Monas ke Kemayoran.

10. Surjadi Soedirja (1992-1997). Melalui slogan “Teguh Beriman”, Surjadi Soedirja memiliki sembilan target dalam masa jabatannya, yaitu pengendalian kependudukan, penanganan pemukiman kumuh, pembinaan sektor informal, peningkatan pelayanan masyarakat, pembinaan aparatur, peningkatan penerimaan daerah, kebersihan, kesehatan lingkungan serta penghijauan, lalu lintas dan angkutan umum dan keterpaduan pembangunan sosial kemasyarakatan. Surjadi Soedirja juga membangun proyek pembangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, memperbanyak daerah resapan air, juga merencanakan pembangunan subway dan jalan susun tiga.

11. Sutiyoso (1997-2002, 2002-2007). Sutiyoso atau yang akrab dipanggil Bang Yos ini adalah satu-satunya Gubernur jakarta yang merasakan lima periode pergantian Presiden RI. Lelaki kelahiran Malang, 6 Desember 1944 ini menggagas Pola Transportasi Makro yang bertumpu pada tiga hal, yaitu jalan (busway), rel (monorail), dan air. Proyek busway yang dikerjakannya berhasil menyelesaikan 10 koridor bus Trans Jakarta yang kini dapat dinikmati oleh warga Jakarta. Ia juga mengusulkan kebijakan pembatasan lalu lintas dengan harapan Jakarta akan terbebas dari kemacetan paling lambat di tahun 2010.

12. Fauzi Bowo (2007-2012). Fauzi Bowo yang kerap dipanggil Bang Foke ini adalah Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2007-2012, juga menjadi calon gubernur DKI untuk periode selanjutnya.

13.   Hari ini ditentukan oleh masyarakat Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar